Janji Sahabat

Pada hari Senin, 11 Juli 2016 untuk pertama kalinya aku bertemu dengan sahabatku itu, namun saat itu aku belum terlalu mengenalnya tetapi pada saat kami diminta untuk membawa tanaman, pot, dan tanah, aku satu kelompok dengannya. Beberapa hari telah berlalu, pada tanggal 18 Juli 2016 tiba saatnya peserta didik untuk masuk sekolah pada hari pertama. Saat ini sahabatku itu duduk di meja paling depan sendiri sementara aku duduk di belakangnya pada baris ketiga. Pada hari kedua akhirnya kami duduk berdampingan bersama di bangku paling depan, kami duduk bersama selama beberapa bulan disini. Di suatu hari kami mengalami sebuah masalah yang membuat kami saling berjauhan selama beberapa hari, akhirnya setelah kurang lebih 1 minggu berlalu kami menjalin persahabatan lagi. Namun setelah beberapa hari kami mendapat masalah yang sama seperti sebelumya hingga pada akhirnya kami sudah tidak bisa duduk satu meja lagi meskipun kami sudah baikan. Hari demi hari terus berlalu, akhirnya aku duduk di bangku paling depan sendiri sementara dia duduk di bangku paling depan sampai kenaikan kelas. Tetapi walaupun begitu kami masih tetap bersama-sama baik di sekolah maupun di rumah. Hampir setiap hari kami bersama, ketika pulang sekolah dia bersamaku naik motor menuju kosnya. Kami sering bermain bersama baik di dalam kota maupun di luar kota dengan bergoncengan berdua naik motor. Selama 1 tahun ini kami telah melewati suka duka bersama, seperti saat pulang sekolah hujan-hujan kami mengantar teman kami pulang ke rumahnya di Mojosongo tapi malangnya saat itu ketika sudah sampai tempat tujuan aku baru menyadari bahwa kunci motorku hilang. Kondisi saat itu hujan deras dan hari sudah malam, dengan kondisi seragam yang basah kuyup akhirnya kami memutuskan untuk kembali ke Banyuanyar tempat sekolah kami dan kembali ke Mojosongo untuk menyisir jalan mencari kunci motorku yang hilang tadi. Hal itu kami lakukan sebanyak dua kali, dengan diguyur hujan lebat serta menahan dinginnya hawa malam ditambah seragam yang kami pakai basah kuyup kami tetap tidak menyerah mencarinya meskipun pada akhirnya tetap tidak membuah hasil. Pada hari lain kami kembali mengalami lagi saat bermain bersama, saat itu kami berencana menuju @wifi.id Corner Telkom Gladak menggunakan sepeda. Namun masalah muncul ketika baru seperempat perjalanan ban sepeda temanku itu meletus dan tasnya putus ditambah celana seragam yang aku pakai sobek, hal itu menjadi salah satu hari yang cukup bagi kami karena ketika mau menambalkan ban tidak ada yang bisa menambal jenis ban yang seperti itu. Masalah lain yang muncul ketika kami bermain bersama yaitu selama beberapa kali kami mengalami ban motor yang kami naiki berdua bocor, tetapi untungnya masalah ini bisa teratasi karena jalan-jalan yang kami lalui terdapat tukang tambal ban yang buka sampai malam hari. Dan masalah terakhir yang kami alami berdua belum lama ini adalah CDI motorku rusak sepulang dari @wifi.id Corner Telkom Gladak yang mengakibatnya kami berdua harus menuntun motor dengan jarak yang cukup jauh, yaitu dari depan Bank Indonesia menuju Badran rumah temanku itu. Akhirnya motorku berada di rumahnya selama semalam dan aku pulang ke rumahku dijemput bapakku naik mobil. Pada keesokan harinya kami memperbaiki motor itu di bengkel dan membayarnya dengan uang kami berdua,  setelah itu kami langsung pergi ke Gramedia untuk membaca-baca buku disana. Di hari ke-22 bulan puasa tahun 2017 atau 1438 H kemarin kami berbuka puasa berdua di warung mie ayam depan SMA N 5 Surakarta karena keadaan saat itu kami habis bermain dari rumah teman kami di Mojosongo, ketika melihat jam kami menyadari bahwa sebentar lagi waktunya berbuka dan tidak memungkinkan untuk berbuka di rumah yang akhirnya memutuskan kami untuk berbuka di jalan. Ada banyak sekali cerita yang jika diceritakan semua mungkin akan sangat panjang, dengan semua yang telah kami lalui bersama membuat kami berdua seperti adik-kakak yang terus bersama. Namun ketika UAS kenaikan kelas aku mendapat kabar bahwa pada kelas XI nanti aku akan dipindah ke kota Jakarta, seketika itu aku langsung mengirim pesan melalui WhatsApp ke temanku itu yang kurang lebih isi percakapan tersebut adalah :

D : Yu, ketok'e kelas XI sesuk aku arep pindan ning Jakarta :'(
Y : Ojo pindah, Dim, aku ora enek koncone

Keterangan ; "D" adalah aku sementara "Y" adalah temanku, dan jika diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia menjadi :

D : Yu, sepertinya kelas XI aku akan pindah ke Jakarta :'(
Y : Jangan pindah, Dim, aku tidak ada temannya

Dengan seketika aku langsung bilang kepada orang tuaku bahwa aku tidak mau pindah ke Jakarta meskipun pada saat itu sebenarnya orang tuaku tidak mau. Hal ini aku lakukan demi sahabatku tadi karena mengingat semua kenangan yang pernah kami lalui bersama baik dalam suka maupun duka. Akhirnya ketika liburan kenaikan kelas kami berjanji, dan percakapan pada saat kami berjanji dulu adalah:

D : Aku tidak jadi pindah Jakarta, Yu. Ayo kita berjanji memulai seperti dulu lagi, duduk berdampingan serta menghadapi masalah yang ada di depan kita bersama-sama. Jangan menghadapinya sendiri, itu prinsip kita!. Jangan ada yang melupakan satu sama lain.
Y : Janji, Dim

Sayangnya kini aku tidak tahu ia lupa atau sengaja melupakan tentang janji tersebut hingga aku tidak tau kenapa sikapnya sedikit berbeda ketika berada di dekatku dengan berada di dekat teman-teman yang lain. Aku kurang tau apakah Ia masih mengingat kejadian yang dulu dan sulit melupakan hingga saat ini, ataukah ada alasan lain kenapa ada yang berbeda pada dirimu karena tidak seperti yang ku kenal pada saat awal-awal kita bertemu dulu. Semoga dengan tulisan ini engkau dapat mengingatnya dan mengulang kembali kenangan indah pertemanan kita seperti dulu lagi. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

[CERPEN] Persahabatan Berujung Permusuhan

Download Kumpulan Game Android Highly Compressed

Naskah Drama Bahasa Jawa IX H