Blog Dimas

“Susah senang dijalani bersama”. Kalimat singkat itu pernah kutulis sebagai caption fotoku bersama seorang sahabat baikku. Dia teman berjuang di masa SMK. Meski kami sudah jarang bermain seperti dulu lagi tetapi jalinan komunikasi tidak pernah terputus dan tetap saling menyemangati satu sama lainnya. Dari sosok sahabatku yang sederhana aku belajar menjadi teman sejati yang sesungguhnya. Dia tak selalu mengiyakan ajakanku. Ia tak segan mengingatkan jika yang kurencakan tak sepatutnya kami lakukan. Ia berani bilang “jangan” atau “tidak” dengan tegas. Dan tak jarang menegurku jika mulai melenceng dari jalan kebenaran. Pernah beberapa kali ia menegurku yang mengeluh gara-gara banyak tugas yang diberikan oleh guru ketika kami masih duduk satu bangku. Di lain hari aku dengan dia juga sama-sama mengingatkan. Aku tak pernah sakit hati dengan caranya mengingatkan. Bahkan aku mendapatkan berbagai pelajaran kehidupan. Kenalilah teman sejatimu. Jangan terlena pada mereka yang rajin memberikan

  Jika matahari telah tenggelam, maka sahabatlah yang akan menerangi malam-malam yang kelam seperti bulan yang bersinar terang . Bayu, begitulah namanya. Dia adalah siswa yang saat ini sedang duduk di kelas XI SMK. Seorang yang terlihat tampan. Rambutnya yang pendek menambah ketampanannya. Dia adalah seorang laki-laki yang cukup terkenal di sekolahnya. Dia dikenal sangat baik hati, sehingga semua orang menyukai dia. Dia bersekolah di sebuah SMK yang terletak di pinggiran Kota Surakarta. Dia tinggal di sebuah kos bersama seorang ibunya. Dia adalah anak yang cukup pintar, dirinya juga pernah mewakili sekolahnya dalam acara cerdas cermat yang diselenggarakan oleh sebuah TV lokal ketika masih duduk di bangku sekolah dasar. Di sekolahnya, dia berteman dengan semua orang. Tetapi yang paling dekat namanya Dimas. Dimas adalah orang yang baik hati, ramah juga. Sayangnya, kekurangan Dimas adalah sering salah paham, oleh karena itu banyak yang tidak terlalu suka dengan sifat